Selasa, 18 Mei 2010

URGENSI WAKTU

Dalam suatu pertemuan, apakah rapat atau diskusi resmi, kita diberikan kesempatan untuk berbicara menyampaikan gagasan dan pendapat dalam waktu yang relatif singkat. Sering kita jumpai orang yang berbicara tidak langsung pada inti persoalan, namun lebih banyak pendahuluan, basa-basi ataupun becanda. Sehingga biasanya pemandu acara menyetop pembicaraan dan bilang: maaf, waktu anda untuk berbicara habis !.
Maka, ketika dipotong pembicaraannya, orangpun biasanya ngedumel dan menyesal. Karena banyak gagasan penting yang belum disampaikan, tetapi waktu dan kesempatan telah habis. Ada juga penyesalan, mengapa ketika berbicara, isinya tidak sesuai dengan yang diinginkan dan dipersiapkan. Rasanya ingin berbicara lagi lebih baik, tetapi jatah waktu telah habis.
Demikianlah, suatu gambaran umum tentang satu makna dalam kehidupan ini. Karena bagaimanapun drama kehidupan ini tidak jauh berbeda dengan cerita tersebut. Banyak sekali keinginan untuk berbuat kebaikan selama hidup ini, tetapi kita terkecoh untuk melakukan hal-hal yang tidak begitu penting dan bermakna. Kita hidup sering berleha-leha, hanya mengejar kesenangan, yang belum tentu berujung pada garis kebajikan. Tidak disadari beragam penyakit mendekat, menjerat dan tiba-tiba malaikat Izrail datang dan melakukan interupsi: Maaf, jatah umur anda habis !
Ketika sang moderator/pemandu acara mengingatkan waktu kita tinggal sedikit, baru kita tersadar dan menyesal, mengapa jatah umur yang kita miliki tidak digunakan dengan sebaik-baiknya. Begitu banyak daftar keinginan yan belum tercapai, semata karena kita biasanya lengah dalam memanfaatkan jatah waktu. Akal dan nurani masing-masing bisa menimbang dan menilai dengan jernih dan objektif, bahwa apa yang telah dilakukan selama ini ternyata bobotnya rendah. Banyak memakan biaya, waktu, dan tenaga, tetapi nilai gunanya untuk memenuhi kebutuhan dunia dan bekal akherat ternyata bobotnya kecil.
Karena itu, siapapun yang mulai memasuki hari tua, ditambah lagi kesehatan yang memburuk, yang ada hanyalah penyesalan dan sederet daftar keinginan yang tidak mungkin terwujud karena jatah waktu telah habis. Orang pun lalu berandai-andai, “kalau saja waktu bisa diputar balik dan kita memulai lagi menapaki masa muda, maka aku pasti tidak akan menyia-nyiakan jatah umurku”
Sesungguhnya peristiwa penyesalan, dan pembelajaran hidup itu terjadi tidak mesti menunggu hari tua atau datangnya malaikat Izrail. Hampir setiap hari kita melakukan kesalahan serupa secara berulang-ulang. Coba saja dihitung dan dicermati aktifitas kita sehari-hari. Setiap orang memiliki jatah waktu yang sama, yaitu 24 jam dalam sehari-semalam. Ambil kertas dan pensil lalu dihitung sendiri, dari jatah waktu itu berapa jam untuk kerja produktif dan bermanfaat bagi diri dan orang lain? Berapa ratus dan ribu kata yang keluar dari lisan kita, dan dari jumlah itu, berapa persen yang bernilai, yang merusak, dan yang sia-sia belaka?
Setiap hari kita mengeluarkan energi, menggerakkan tangan, kaki, lisan, mata, berpikir dan mengaktifkan organ tubuh lain, tetapi kita jarang sekali bahkan cenderung tidak pernah membuat kalkulasi atau perhitungan serta mengendalikan diri agar semua aktifitas kita produktif dan bermakna. Padahal, bukankah perbuatan baik dan buruk itu sama-sama mengeluarkan daya dan upaya? Bukankah berpikir positif atau negatif itu sama-sama mengeluarkan energi? Bukankah berbicara baik atau buruk itu sama-sama menggunakan mulut dan bibir? Lalu, mengapa kita tidak memilih yang baik dan positif saja?
Jadi, setiap hari banyak sekali peringatan dan pelajaran hidup, baik yang terjadi pada diri kita sendiri, maupun orang lain. Jangan sampai ketika waktu kita habis kita kaget, menyesal, dan mengutuk diri sendiri. Mari kita belajar disiplin dan mendisiplinkan diri sendiri untuk melakoni hidup yang lebih baik dan bermanfaat. Jangan sia-siakan umur hanya untuk sibuk menyalahkan orang lain serta berkeluh kesah. Coba introspeksi, buku apa yang dibaca, acara televisi apa yang paling sering ditonton, tema dan materi pembahasan apa yang banyak diobrolkan, dan perilaku apa yang sering dilakukan.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa manusia akan tutup usia, siapa dan apapun kita tidak akan bisa mengelak dan menghindar dari perkara yang lazimnya disebut kematian. Ketahuilah bahwa kematian termasuk kedalam tiga kategori yang datang tanpa salam dan pulang tanpa pamitan, seperti halnya jodoh dan rizki, tanpa disangka, tanpa diduga akhirnya ia datang juga. Maka, karena kematian adalah perkara yang pasti maka mutlak adanya untuk memanfaatkan waktu usia kita dengan sebaik-baiknya. karena ketika ajal datang, ketika tubuh dibungkus kain kafan, tidak ada lagi suatu yang paling berharga kecuali amal kita ketika hidup di dunia.

Andai hidup ini seperti permainan sepak bola yang biasanya di 90 menit akhir terdapat apa yang disebut dengan injury time atau pertambahan waktu. Tapi, apakah jatah hidup kita juga mengenal istilah injury time?, tentu tidak. Untuk itu sebelum 90 menit itu usai kita para pemain dituntut untuk bermain dan berlakon maksimal memanfaatkan waktu dan keadaan dan jangan sampai lengah, buat peluang, ciptakan gol dan jangan sampai kebobolan.

Sabtu, 15 Mei 2010

TEMAN DIHADIRKAN UNTUK BELAJAR

Tidak selamanya pergaulan dapat berjalan dengan lancar bila tidak dirawat, dipelihara dan dijaga dengan baik dan maksimal. Sesekali hambatan dan masalah itu acap kali menghampiri. Namun, bukan berarti kamu harus putus asa dan “masa bodoh” seolah tidak peduli untuk mempertahankan hubungan pergaulan yang selama ini sudah kamu bina dengan susah payah. Tentunya ingin lancar kan???, simak beberapa note berikut !

1.Jaga Kepercayaan
Pergaulan mesti ada jaminan rasa kepercayaan. Karena dari kepercayaan itulah akan terbangun sebuah pergaulan yang indah dan berkesan, bahkan dapat membuat hubungan kamu menjadi langgeng.
2. Jadilah Diri Sendiri
Cobalah jadi diri sendiri dan jangan pernah menjadi orang lain dengan ikut-ikutan mengikuti trend. Karena kalau tidak punya pegangan yang mantap dan kuat, bisa jadi kamu akan terseret dengan sebuah masalah baru yang kamu sendiri belum tentu sanggup dan siap untuk menghadapinya.
3. Mencari Teman Baru
Rajin-rajinlah mencari friend baru yang punya kelebihan positif. nah, dari situlah kamu bisa belajar dan mengambil manfaat dari kelebihan positif temanmu itu, Ingat, Teman dihadirkan karena untuk Belajar. Catat itu !
4. Jadilah Pendengar yang Baik
Tentunya sebagai insan yang sudah kodratnya tidak akan terlepas dari masalah. dan disaat kamu tengah menghadapi masalah tersebut, kamu selalu membutuhkan orang yang mau mendengar keluh kesah baik disaat bahagia maupun dikala duka tatkala menerpa. Karena dari temanlah biasanya banyak memberikan input yang bermanfaat. Maka bila kamu melakukannya dengan tulus ikhlas, kamu akan bisa merasakan betapa indah dan berkesannya sebuah pergaulan yang selama ini kamu bina. (Rafi elsogef)

Minggu, 02 Mei 2010

Garda dan Eksistensinya


Tanggal berapa terbentuk dan kapan ulang tahunnya kita tidak pernah tahu, karena belum pernah ngadain acara tiup lilin, dan siapa yang meresmikannya juga tidak jelas. Namun Garda sendiri mulai eksis pada tahun 2005.
Nama Garda sendiri bukan sebuah singkatan yang memiliki kepanjangan, namun sebuah kata yang memiliki arti pasukan yang selalu berada dan tampil didepan.
Motivasi terbentuknya Garda diilhami dari keinginan pimpinan sekolah untuk memajukan kegiatan yang ada di sekolah baik ekstrakurikuler maupun intrakurikuler. Maka direkrutlah ”orang-orang muda” yang berjumlah 6 orang untuk dapat memajukan program tersebut.
Awal eksis, banyak pihak yang meragukan tentang efektifitas dan kinerja tim ini, terutama yang menyangkut kegiatan intrakurikuler. Maka dengan semangat kerja yang tinggi serta dukungan yang tinggi dari pembina dan kepala sekolah (terutama kepala MTs), tim ini mampu menunjukan performa yang tidak mengecewakan. Kegiatan belajar mengajar yang awalnya banayk yang ’bolong’ sedikit demi sedikit mulai surut. Dan lebih dari itu kegiatan ekstrakurikuler sekolah, waktu demi waktu makin menjadi kegiatan yang tidak bisa dipandang sebelah mata, dan dapat berbicara banyak dalam event yang diadakan khususnya diluar lembaga el-syarief.
Lambat laun nama garda mulai meluas, bukan saja dikalangan ’dalam’ Yayasan, tetapi juga lembaga lain khususnya di Kecamatan Kresek dan Gunung Kaler. Dan tidak jarang, tatkala ada undangan bukan atas nama pribadi (yang masuk dalam anggota Garda-red) tetapi atas nama tim itu sendiri.
Dalam perjalanannya yang hampir mencapai usia tiga tahun, bukan tanpa kendal dan masalah, selain masalah internal yang sering nyangkut. seperti kurangnya konsolidasi antaranggota, terjadinya miss communication, atau yang berkaitan dengan masalah eksternal, seperti kurangnya motivasi dan dukungan dari pihak atasan (yasasan dan
sekolah), kesejahteraan yang masih banyak menimbulkan pertanyaan atau masalah lain yang tidak bisa diungkapkan.
disamping masih banyak juga beberapa pihak yang kurang merasa puas atas kinerja Garda tim. Hal ini membuat pembina Opelsya, Bapak Bahijuddin SPdI, ikut angkat bicara ”eksistensi Garda memang sangat dibutuhkan, namun mengapa masih banyak ganjalan-ganjalan yang erat kaitannya dengan masalah kesejahteraan, sekarang yang dibutuhkan bukan saja apresiasi dan moril tetapi juga materil, disamping garda juga harus memperlihatkan rasa tanggungjawabnya. Jangan menuntut hak, tanpa melakukan kewajiban” cetusnya.
Memang tim sadar, masih banyak PR yang harus diselesaikan, terutama yang menyangkut masalah internal. Kerja sama dan kerja keras adalah kunci untuk mewujudkannya. Disamping motivasi dan dukungan dari semua pihak baik siswa, pengurus Opelsya, pembina, dewan guru, kepsek, dan dari pihak yayasan.
Namun disadari atau tidak, tim yang sekarang beranggotakan tujuh orang ini telah memberikan kontribusi yang positif buat lembaga. Bai bidang intrakurikuler, ekstrakurikuler, maupun kegiatan di pondok pesantren. Tim Garda yang berkomitmen untuk memobilisasi dan senantiasa berada di depan, guna mewujudkan lembaga el-syarief yang maju, berkembang, dan berkualitas. Selamat berjuang ! (*)
Personil Garda:
  1. Edot (2004), Pembina Opelsya
  2. Ardy (2004), Pembina Paskibra
  3. Rafi (2005), Pembina LDS
  4. Muin (2005), Pembina Pramuka
  5. U-Je (2005), Pembina Kesenian
  6. Mahyu (2006), Pembina BTA

MEMBACA MAMPU MENUMBUHKAN KREATIVITAS

Dalam bukunya Quantum Reading (2004:33-36), Hernowo menulis: Bahwa orang yang rajin membaca buku dapat terhindar dari kerusakan jaringan otak dimasa tua. Ini menurut riset mutakhir tentang otak. Bahkan, secara tegas, penelitian ini menyatakan bahwa membaca buku dapat membantu seseorang untuk menumbuhkan saraf-saraf baru diotak.
Teori sebelumnya menyatakan, saraf-saraf baru diotak itu hanya berlangsung diusia dini hingga tujuh tahun saja. Menurut Hernowo, teori ini juga benar. Namun, teori terbaru menyatakan bahwa hingga akhir hayat, seseorang tetap masih mampu menumbuhkan saraf baru dan membentuk jaringan saraf baru. Dan membaca, salah satunya bermanfaat untuk hal yang satu ini.
Dengan menyitir pendapat Jordan E. Ayan, Hernowo juga menulis tentang manfaat membaca untuk memicu daya kreativitas kita. Menurut Ayan, “disepanjang hampir seluruh jenjang pendidikan, kita diajari untuk membaca terutama untuk mencari dan mendapatkan informasi atau berita, bukan untuk memahami bahwa membaca berpengaruh positif terhadap kreativitas”. Kita banyak diajari ‘cara ampuh untuk membaca’, bukan ‘keampuhan membaca’.
Sedangkan menurut Hernowo berpendapat bahwa salah satu tujuan terpenting membaca adalah mengobarkan gagasan dan upaya menumbuhkan kreativitas. Peristiwa membaca yang terbaik pada hakikatnya adalah siklus hidup mengalirkan ide pengarang kedalam diri kita, dan pada gilirannya ide kita mengalir balik ke seluruh penjuru dunia dalam bentuk benda yang kita hasilkan, pekerjaan yang kita lakukan, dan orang-orang yang terkait dengan kita.
Disisi lain, bahwa manfaat membaca terutama yang berdampak bagi perkembangan sebagian besar jenis kecerdasan. Antara lain: pertama, membaca menambah kosakata dan pengetahuan akan tata bahasa dan sintaksis. Yang lebih penting lagi, membaca memperkenalkan kita pada banyak ragam ungkapan kreatif, dan dengan demikian mempertajam kepekaan linguistik dan kemampuan menyatakan perasaan. Dengan membaca, kita belajar mengenai metafora, implikasi, persuasi, sifat nada, dan banyak unsur ekspresi lain – yang semuanya urgen bagi segala jenis seniman, pelaku bisnis, peneliti, pelajar dan guru-. Kedua, banyak buku dan artikel yang mengajak kita untuk berintrospeksi dan melontarkan pertanyaan serius mengenai nilai, perasaan dan hubungan kita dengan orang lain. Buku-buku tertentu langsung membantu kita menyelami perasaan dan pemikiran yang paling dalam. Bahkan koleksi novel romantis, misteri, dan humor, secara tidak langsung turut mengembangkan kecerdasan intrapersonal, mendesak kita untuk merenungkan kehidupan dan mempertimbangkan kembali keputusan akan cita-cita hidup.
Membaca memicu imajinasi. Buku yang baik mengajak kita membayangkan dunia serta isinya, lengkap dengan segala kejadian, lokasi dan karakternya. Bayangan yang terkumpul dari tiap buku ini melekat dalam pikiran, dan seiring berlalunya waktu, membangun sebuah benteng jaringan ide dan perasaan yang menjadi dasar bagi ide kreatif. Bayangan ini akhirnya menjadi dasar metafora yang kita tulis, gambar yang kita buat, dan bahkan keputusan yang kita ambil.

Orang yang suka membaca biasanya lebih menonjol dan lebih berprestasi. Disamping itu, dengan wawasan dan pengetahuannya yang disebabkan oleh kebiasaan membaca, seseorang relatif memiliki tingkat emosi yang stabil dan lebih dewasa. Demikian juga dalam pergaulan, ia menjadi relatif lebih lugas dan luas bergaul, dan lebih komunikatif. Kita pun banyak menjumpai orang yang suka membaca lebih banyak memiliki gagasan maupun ide cemerlang, tentang apa pun, sehingga biasanya sering dimintai pendapat atau solusi tentang persoalan yang terjadi.
Dan sebagaimana yang kita tahu, bahwa Islam pun menuntut manusia muslim untuk banyak membaca sebagaimana ayat al-Qur’an yang Allah wahyukan pun memerintahkan untuk membaca (Q.S Al-alaq: 1-5). Dengan membaca manusia akan mampu memahami ayat-ayat Tuhan yang difirmankan baik ayat yang tersurat maupun ayat yang tersirat.
Nah, demikian tentang manfaat membaca yang tidak hanya dapat menambah wawasan dan pengetahuan, membaca pun dapat mendorong kreativitas termasuk salah satu ‘obat awet muda’. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak membaca. Ayo membaca !.


Kuy Reuni