Selasa, 03 April 2018

Ulang Tahun di Zaman Medsos, Ada yang Kurang?

Ada yang berubah momen di mana ulang tahun kita hari ini, di tengah media sosial yang bertebaran. Tapi mau bagaimana lagi? Begitulah kenyataannya.

Beberapa hari lalu, Alhamdulilah, saya diberi kesempatan untuk merasakan usia yang makin bertambah. Ulang tahun. Seperti yang berulang tahun pada umumnya, ucapan selamat dari orang-orang terdekat sampai yang tidak kenal-kenal amat saya dapat. Ucapan yang saya anggap sebagai bentuk perhatian dengan doa-doa pengiring yang  terbaik. Terima kasih, ya!. Tapi, bukan mau ngomongin bagaimana ulang tahun saya kemarin kok. Hanya saja momen ulang tahun kemarin berhasil menggelitik otak saya soal ini.

Berulang Tahun di Zaman Medsos
Bercerita sedikit, saya terlahir di zaman 90-an (-). Tepatnya, rahasia ja ya. hehe. Walau usia kini tidak lagi disebut anak-anak, saya bersyukur sebab saya masih bisa merasakan momen ulang tahun yang begitu spesial dan membekas dalam ingatan sampai sekarang. Tapi apa itu berarti ulang tahun yang sekarang tidak spesial? Ya,  seperti ada yang kurang saja rasanya. Terutama kejutannya, kali ya. Sebab dulu  sewaktu belum banyak waktu dihabiskan bermain medsos, sekadar ucapan ulang tahun rasanya sudah senang sekali, terasa mahal. Apalagi ucapan yang terjadi memang benar-benar diucapkan dan harus dengan pertemuan.

Sebaliknya, di zaman now, di mana media sosial bertebaran di mana-mana. Data kita, termasuk tanggal lahir tidak lagi jadi rahasia membuat kejutan, rasanya tidak segreget dulu. Justru akan menjadi aneh, ketika orang-orang tidak mengucapkan padahal pemberitahuan siapa yang berulang tahun muncul di berandanya atau yang lebih mudah lagi, unggahan foto atau status yang menggabarkan dirinya sedang berulang tahun. Hal semacam ini kemudian secara tidak langsung membuat siapapun yang berulang tahun jadi seperti mengharapkan (walau tidak semuanya sama ratakan demikan), diberi ucapan. Iya, gak sih? Atau mungkin itu hanya firasat saya saja. hehe.

Pura-pura Terkejut?
Ulang tahun di tengah berbagai media sosial yang mendampinginya, memang mau tidak mau merubah peringatan ulang tahun. Yang rasa kejutannya memang tidak lagi sama.

Seperti hal yang juga (sering/pernah) sahabat/teman saya lakukan ketika berulang tahun. Tidak perlu menunggu apalagi memberi kode-kode kepada sahabat lainnya untuk diucapkan ulang tahun. Dengan frontal, Ia mengumumkan sendiri di grup kalau sedang berulang tahun dan tinggal menunggu ucapan dari mereka satu per satu. Kelihatan memaksa sih. Tapi sudah memikirkan risikonya kok dan dia menganggapnya itu bukan memaksa lho, cuma sekadar menegaskan ingatan mereka yang memang sudah ingat atau yang lupa mengecek media sosial agar segera mengecek untuk lebih meyakinkannya. hehe.

Mau tahu respon apa yang didapat? Respon yang diterima dari para sahabat beragam dan saya anggap itu wajar adanya. Dari disangka sedang tidak sehat sampai dikira dagelan (melucu). hehe. Ya, saya pikir hal semacam ini mau tidak mau juga makin ke sini akan dianggap lumrah, sebab seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, keberadaan media sosial jadi salah satu alasan mengapa kejutan di hari ulang tahun berkurang kadarnya.

Tidak berhenti hanya di grup berisi para sahabat, saya coba melakukan hal yang serupa di beranda media sosial saya, di akun medsos saya yang sengaja saya buat untuk teman-teman yang sekiranya lolos seleksi (hehe) pun di akun ini saya memproteksi beberapa fitur agar saya bisa mengontrolnya. FYI, meski media sosial ini katanya sudah banyak ditinggalkan, biarin aja, sebab saya masih nyaman berada di sana apalagi sebagian teman juga “tinggal” di sini.

Dengan tiga perempat bercanda sisanya serius (baca: ngarep), kesempatan momen ulang tahun saya ini  saya jadikan studi kecil-kecilan. Di mana tujuan dari penelitian ini adalah saya ingin menghitung seberapa banyak ucapan yang saya terima di media sosial, yang  juga saya anggap sebagai cerminan seberapa banyak sebenarnya teman saya di media sosial.

Sebab, saya pernah membaca sebuah berita bahwa sebenarnya teman kita di media sosial tidak lebih dari 150 orang saja. Kecil? kelihatannya memang kecil untuk ukuran pertemanan media sosial kita yang mencapai ratusan atau ribuan. Namun, ketika dipikir-pikir dan dibuktikan sendiri ternyata jumlah tersebut bisa jadi benar adanya sebab lebih dari 3000 teman saya hanya mendapat lebih dari setengah yang disebut dalam penelitian, tidak sampai 200. Dan benar lho, siapa-siapa yang mengucapkan ternyata memang mereka yang setidaknya saya pernah tahu meski hanya nama saja, misalnya. Pun rata-rata mereka juga pernah berinteraksi secara tak langsung di media sosial, bukan yang sekadar meminta pertemanan lalu membisu.

Angka tersebut paling tidak juga bisa jadi pengingat, bahwa sebanyak apapun temanmu di dunia maya tidak semua benar-benar adalah teman yang bisa dijadikan sebenarnya teman, palsu? Yang peduli dengan statusmu memang ada, tapi banyak pula yang biasa-biasa saja. Yang menyukai unggahanmu juga bisa, tapi banyak juga yang melewatkan begitu saja.
Jadi kemana-mana, ya? (hehe). Intinya, keberadaan media sosial hari ini memengaruhi banyak hal, termasuk cara pandang kita mengenai bagaimana kita merayakan ulang tahun yang secara tidak disadari telah  menjadi konsumsi khalayak umum. Jadi terima saja jika tidak semua teman medsosmu lalu akan menganggap bahwa ulang tahunmu spesial bagi mereka. Memangnya sudah bertemu? Bukannya saling bertegur sapa di media sosial pun tidak pernah dilakukan toh?.

Walau Rasanya Jadi Berbeda, Jangan Lupa Bersyukur !
Kembali pada maknanya saja sih, ulang tahun bukan seberapa banyak yang mengucapkan, tetapi bagaimana caramu bersyukur! Nyatanya, tidak sedikit juga orang yang ada di sekeliling kita bersimpati dan peduli kepada kita, dan Alhamdulillah, tiap tahun tidak pernah sepi dari kejutan-kejutan. Tahun 2018 ini malah dapat kado banyak !. malah saya tidak segan mentraktir orang-orang yang sudah bersimpati jangankan meminta, tidak memintapun jika sempat, saya selalu meluangkan untuk itu. Selamat berulang tahun di zaman media sosial, zaman di mana pura-pura tidak tahu adalah alasan yang tidak lagi seksi.

Wis, lah. Semongko saking kula !

Minggu, 29 November 2015



KISI-KISI SOAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)
UAS-1
TAHUN PELAJARAN 2015-2015

Catatan khusus:

  1. Silakan baca dan pahami kisi-kisi soal PKn di bawah ini
  2. Kisi-kisi di bawah ini hanya sebagai gambaran umum mengenai soal-soal yang akan muncul (tidak 100%)
  3. Carilah buku/referensi lain untuk menambah bahan/pokok materi yang tercatat di daftar kisi-kisi.


           A.   KELAS X MADRASAH ALIYAH (MA)
1.    Materi Hak Asasi Manusia, meliputi:
1.1  pengertian
1.2  contoh kasus pelanggaran HAM
1.3  pasal-pasal berkaitan tentang HAM
1.4  perkembangan HAM
1.5  lembaga-lembaga HAM
2.    Makna dan tujuan Undang-Undang Dasar NRI
3.    Perubahan atas Undang-Undang Dasar
4.    Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
5.    Makna pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 setiap alinea
6.    Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer
7.    Kedaulatan Negara
8.    Unsur-unsur pembentukkan sebuah Negara

           B.   KELAS XI MADRASAH ALIYAH (MA)
1.    Budaya politik
2.    Komponen politik
3.    Partisipasi dalam politik
4.    Hakikat masyarakat madani
5.    Sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia
6.    Sejarah dan sistem pemilu di Indonesia
7.    Hakikat, prinsip dan macam-macam keadilan dan keterbukaan
8.    Prinsip-prinsip dalam demokrasi
9.    Ciri-ciri budaya politik

           C.   KELAS XII MADRASAH ALIYAH (MA)
1.    Ideologi pancasila dan ideologi bangsa-bangsa di dunia
2.    Pancasila sebagai ideologi terbuka
3.    Sistem pemerintahan presidensial (makna dan ciri-cirinya)
4.    Sistem pemerintahan parlementer (makna dan ciri-cirinya)
5.    Kelebihan dan kelemahan sistem presidensial dan parlementer
6.    Macam-macam ideologi

Senin, 15 April 2013

SALAM HANGAT SELALU


Salam sapa saya sampaikan, semoga saudara senantiasa berada dalam lindungan dan karunia dari Allah SWT.

Sahabat yang berbahagia, selama datang di Blog Pribadi saya yang cukup sederhana, namun insya Allah dalam kesederhanaan inilah akan tercipta banyak kemanfaatan, khususnya untuk saya dan umumnya untuk pengunjung dan pembaca sekalian.

Jika dalam tulisan dan lampiran di blog ini banyak kekurangan dan kekeliruan, permohonan maaf adalah suatu keniscayaan yang patut saya ucapkan.

Salam Hangat Selalu!

Sabtu, 22 September 2012

IRONI


Sudah ku perlihatkn padamu, perihal lukisan yang tergambar di kanvas hatiku, tidakkah kau cermati jika aku mengukirnya dengan tinta cinta. Apakah bingkaiku tidak cukup indah mempercantik lukisan ini? sampai menjadi tidak istimewa untuk kau pandang... meski tak pantas kau miliki, cukup bagiku kau menilainya, agar lukisanku paling tidak ada harganya... (Galau, 24 Karat)

Selasa, 25 Januari 2011

SUKSES DALAM BELAJAR

Ada beberapa faktor yang memengaruhi kesuksesan dalam belajar, 4 hal di antaranya :
1. Niat
Niat sangat besar perannya dalam memengaruhi sukses tidaknya kita belajar. Niatkan bahwa kita belajar semata-mata untuk memenuhi kewajiban kita sebagai seorang muslim yaitu harus menuntut ilmu, jadi jadikan belajar sebagai bagian dari ibadah.
Mulailah dengan membaca basmalah, Insya Allah kita akan konsentrasi dalam belajar.
2. Lingkungan Sekitar
Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap kesuksesan belajar diantaranya : orang tua, guru dan teman, walaupun tentu saja kecerdasan kita sendiri sangat memengaruhi kesuksesan dalam belajar. Namun karena hal tersebut adanya di dalam dan bukan faktor luar maka hal itu tidak disertakan dalam faktor lingkungan sekitar.
Peran orang tua dan guru sangat penting dalam pendidikan tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita mengembangkan sikap yang independen dan kreatif dalam proses belajar dan bukan hasil instan yang hanya berhasil bila ada pengawasan dari orang tua atau guru.
Dan faktor lain yang perlu diperhatikan adalah dengan siapa kita bergaul. Carilah teman yang bisa memotivasi kita untuk bersaing dalam menuntut ilmu.
3. Sarana Belajar
Buku-buku yang berkualitas di rumah, di perpustakaan sekolah, turut berperan dalam kesuksesan belajar kita terutama dalam pengembangan minat membaca.
Suasana tempat belajarpun akan memengaruhi kenyamanan kita dalam belajar.
Hal lain yang cukup penting dalam proses belajar pada era teknologi ini adalah komputer dan koneksi internet. Begitu banyak informasi berkualitas yang gratis yang tersedia di internet yang dapat kita manfaatkan.
4. Cara Belajar
Cara belajar yang benar adalah dengan mempelajari bahan pelajaran secara bertahap, sedikit demi sedikit. Setiap kita memperoleh pelajaran maka jangan ditunda -tunda untuk mempelajarinya.
Pada umumnya kita masih terbiasa dengan belajar pada saat-saat akhir, sehari sebelum ulangan. Tidak mengherankan bila prestasi belajarnya juga tidak terlalu baik.
Salah satu teknik membaca yang perlu diketahui adalah teknik membaca cepat. Dengan teknik ini kita diajarkan untuk membaca indek, daftar isi, judul dan sub judul dan membaca isinya secara cepat dengan hanya menggunakan mata dan jangan menggunakan bibir, dan membaca pertanyaan-pertanyaannya. Dalam waktu yang singkat, kita diharapkan telah mengetahui secara umum apa yang dibahas dalam buku tersebut.
Apa yang diajarkan teknik itu adalah agar kita segera mengetahui isi keseluruhan buku secara umum sehingga bila memerlukan untuk membacanya di lain waktu, kita telah mengetahui di buku mana dan bagian mana kita bisa membacanya kembali. Jadi jangan salah menilai bahwa setelah membaca cepat selesailah tugas kita membaca buku yang dimaksud.
Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita dalam menuntut ilmu dan mencari Ridha-Nya... Amiin...

Rabu, 17 November 2010

TIPS HADAPI SANG MANTAN PACAR

PERNAH teringat mantan? Kesusahan melupakan mereka? Beberapa orang mengatakan, "oh ya pasti bisa dong. Kan kita ini nggak ingin cari musuh ya. Inginnya cari teman," begitulah kata mereka.

Kenyataannya, tak bisa dipungkiri: persahabatan dengan mantan bukanlah persahabatan murni. Bagaimanapun tentunya ada masih ada arus-arus listrik yang kemungkinan bisa mengalir dan kemudian nyambung kembali saat bertemu. Istilah bekennya, masih ada chemistry yang tiba-tiba muncul saat sering adanya kontak dan komunikasi.

Mungkin kita bisa menyangkal, ah, si dia kan sudah ada yang punya, begitupun dengan Anda. Tetapi separuh hati Anda tak akan bisa ditutupi dan disembunyikan, bahwa mungkin masih ada setitik perasaan Anda padanya, begitupun dengan dia. Setitik, kedengarannya sangat sedikit, namun jangan diremehkan lho. Hanya karena nila setitik saja bisa rusak susu sebelanga.

Percaya atau tidak, persahabatan dengan mantan tak akan pernah menjadi sebuah persahabatan yang murni. Setidaknya pasti di saat Anda atau dia sedang ribut dengan pasangan, maka Anda dan dia akan saling curhat dan berbagi perasaan.

Nah, jika salah satu di antara Anda ada yang merasa kecewa dan terluka, apa iya sih Anda tega membiarkannya menangis dan sedih sendirian? Awalnya sih Anda akan menelepon dia, kemudian menguatkan hatinya, memberi semangat. Ceritapun terus berlanjut, ia masih sedih dan dia berpikir bahwa pasangannya selingkuh.

Anda pun turut bersimpati padanya, kemudian Anda berdua janjian untuk bertemu satu sama lain. Dari situ Anda kemudian meremas tangannya lembut dan menunjukkan bahwa Anda ada di sana untuk mendukungnya. Tak berhenti di situ, ternyata pasangan si dia benar-benar kelewatan.
Katanya sih dia itu kedapatan sedang bertelepon mesra dengan seseorang. Kecewalah, si mantan Anda. Lalu, Anda mengajak si dia bertemu, memeluk dan menyediakan bahu untuknya. Hangat, dan nyaman. Itulah yang dirasakan sang mantan saat itu.

Rasanya bebannya berkurang, dan dia merasa ada semangat yang menguatkan dirinya. Dan di situ pula muncul kembali perasaan sayang. Dia pun berpikir bahwa ternyata Andalah orang yang tepat untuk mendampinginya. Ia menyesal telah putus dari Anda. Dan, ternyata dengan kedekatan Anda dengannya, Anda merasa hal yang sama. Ingin selalu dekat dan melupakan pasangan Anda.

Bagi Anda saat ini, pasangan adalah orang yang kurang mengerti. Tak terlalu perhatian seperti sang mantan. Dan, terjadilah sebuah perselingkuhan. Dan Anda dan dia sepakat untuk mengakhiri hubungan dengan pasangan (jika Anda berani), atau malah memilih sembunyi-sembunyi dan menjalani cinta secara gerilya.

Tapi kan tidak semua mantan yang bersahabat demikian?

Beberapa di antaranya sih memang 'tampaknya' bisa bersahabat secara sehat. Namun tahukah Anda bahwa di antara keduanya saling menahan dan menekan perasaan masing-masing?

Tanpa disadari memang demikian. Tetapi hal itu bisa jadi hal yang positif, karena itulah yang harus dilakukan oleh kita yang sudah punya pasangan. Jika bersahabat dengan mantan, berusaha sebisa mungkin untuk menjaga hubungan tersebut hanya sebatas mantan.

Memang bicara saja tak mudah, bahkan saat saya menuliskan hal ini, saya jadi ingat beberapa kejadian di masa lalu saat bersahabat dengan mantan, dan akhirnya chemistry di antara kami kembali terjalin.

Oopss... OK, dipotong di sini, karena kelanjutan ceritanya sedang saya rajut saya simpan di dalam diary pribadi saya. Ok, kita lanjut. Jadi apakah Anda akan memilih bersahabat dengan mantan, maksud saya, persahabatan yang tulus?

Iya, dong!

Jika memang memilih bersahabat tulus dengan mantan, selalu ingat bahwa Anda dan dia sudah berakhir. Bahkan saat ini mungkin Anda dan dia sama-sama sudah memiliki pasangan. Jadi jika memang si dia punya masalah atau suatu unek-unek, sebaiknya berikan opini secara objektif. Dan tentu, benar-benar posisikan diri Anda sebagai sahabat, bukan mantan pacar.

Hal berikutnya, hindari kembali mengingat-ingat kenangan yang pernah terjadi di antara Anda dan si dia. Jika dia mulai mengungkit-ungkit lagi, katakan dengan sopan bahwa Anda tak ingin mengingat kejadian di masa lampau.

Sebisa mungkin hindari pertemuan berdua, dan jangan membuka atau menceritakan masalah pribadi Anda dengan pasangan. Ini sama saja dengan memukul genderang perang dan membuka lebar-lebar gerbang hati Anda untuk sang mantan.

Tidak, tidak perlu bersahabat!

Anda yang mungkin menyadari bahwa ternyata diri Anda tak cukup kuat mengendalikan diri, sebaiknya jangan bersahabat terlalu dekat dengan mantan. Bukan berarti Anda harus musuhan ya, tetap berteman namun jaga jarak Anda sejauh mungkin.

Hindari pula kontak atau komunikasi yang terlalu intens dan akrab. Jika memang tak sengaja Anda diharuskan semeja dengan si dia, bicarakan saja hal-hal umum dan hindari pembicaraan pribadi.

Kita memang tidak dilahirkan untuk mencari musuh, tetapi menutup erat gerbang hati untuk sang mantan akan lebih bijaksana jika Anda atau si dia sama-sama masih memiliki komitmen dengan orang lain. Jika toh sama-sama single, ya bolehlah Anda pikirkan kembali.

Kuy Reuni